Kamis, 28 April 2011

MAKALAH


PENDAPAT TOKOH-TOKOH TENTANG FILSAFAT
Artikel ini disusun untuk tugas mata kuliah Filsafat Pancasila
Dosen pengampu :Agus Prasetyo, S.Pd


Oleh:
ISNIANTO   A.220090041


PROGDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011

PENDAPAT TOKOH-TOKOH TENTANG FILSAFAT


A.   Pendahuluan
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo” berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan/kearifan, bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya segala upaya pemikiran untuk selalu mencari hal-hal yang bijaksana, bijaksana di dalamnya mengandung dua makna yaitu baik dan benar, baik adalah sesuatu yang berdimensi etika, sedangkan benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat.
B.   Kajian Jurnal Terdahulu
Menurut anwar dalam penelitiannya (2011: 98) bahwa................ 




C. Pembahasan

Menurut Prof. Dr. Awang Sariyan dalam bukunya yang bertajuk Falsafah dan Logikal Melayu perkataan falsafah berasal daripada perkataan Yunani atau Greek yang mana Philo Berarti cinta dan Sophia berarti hikmah. Falsafah dapat diartikan sebagai hasrat atau keinginan yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kebenaran yang sejati serta menghayati kebenaran tersebut.
Menurut Dr. Hashim bin haji Musa dalam bukunya yang bertajuk Falsafah, Logik, Teori Nilai dan Etika Melayu “falsafah boleh ditakrifkan sebagai satu penyelidikan pengkajian dan ilmu yang berasaskan renungan (reflective) dan pentaakulan (reasoning) untuk merumuskan sifat, hakikat dan kandungan alam wujud atau alam semesta dilihat secara keseluruhan sebagai satu kesatuan, berdasarkan penelitian dan pengkajian terhadap data dan fakta yang diambil daripada semua aspek alam wujud atau semesta”.
Sedangkn dalam Kamus Dewan Edisi Keempat, falsafah dapat ditakrifkan sebagai pengetahuan tentang pengertian yang dianggap sebagai ilmu yang tinggi yang menjadi dasar ilmu- ilmu lain. Arti falsafah dari sudut praktis pula ialah “alam berfikir atau fikiran secara mendalam tentang hakikat segala sesuatu”.
Sutan Takdir Alisjahbana (1981) menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang berfilsafat.
Guna lebih memahami mengenai makna filsafat berikut ini akan dikemukakan definisi filsafat yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Pythagoras (572-497 SM) dia adalah orang yang pertama-tama memperkenalkan istilah philosophia, ia adalah seorang ahli matematika yang kini lebih dikenal dengan dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Dia berpendapat bahwa filsafat itu artinya cinta kearifan (orang yang arif). Dua juga berpendapat bahwa kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki oleh Tuhan semata.
2. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 Sebelum Masehi mengartikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
3. Aristoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Socrates (469-399 SM) ia mengajarkan kepada halayak ramai terutama kaum muda bahwa pengetahuan adalah kebajikan dan kebajikan adalah kebahagiaan. Dalam pemahaman Socrates filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life).
5. Cicero (106 – 43 S.M). seorang filsuf Romawi kuno, ia berpendapat bahwa filsafat sebagai ibu dari semua pengetahuan dan menulis bukunya yang berjudul (De Natira Deorum) dia mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (the art of life) yang dapat diartikan pengetahuan kehidupan. Jadi menurutnya filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal tersebut.
6. Al Farabi (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
7. Cristian Van Wolff (1679-1754) ia merumuskan filsafa sebagai ilmu tentang hal yang mungkin sejauh dapat ada (the science of the possible in sofar as they can be).
8. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu:
a. Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
9. Hegel (1770-1831) seorang filsuf Jerman yang menganut aliran filsafat idealism, ia mendepinisikan filsafat sebagai the investigation of things by thought and contemplation (penyelidikan hal-hal dengan dengan pemikiran dan perenungan).
10. Herbert Spencer (1820-1903) seorang filsuf Inggris, dalam bukunya yang terkenal First Principles menerima filsafat sebagai pengetahuan dari generalitas yang tertinggi derajatnya. Konsep ini diperkuat oleh tercakupnya pembahasan tentang, Tuhan, alam, dan manusia dalam dalam ruang lingkup filsafat.
11. John Dewey (1858-1952) ia adalah seorang tokoh pendiri mazhab pragmatisme dalam bukunya yang dia menulis (role of philosophy in the history of civilization) ia menganggap filsafat sebagai suatu sarana untuk melakukan penyesuaian antara hal-hal yang lama dengan hal-hal yang baru dalam sesuatu kebudayaan. Filsafat merupakan suatu pengungkapan dari perjuangan-perjuangan manusia dalam usaha terus menerus untuk menyesuaikan kumpulan taradisi yang lama dengan berbagai kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru.
12. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa filsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.
13.  Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy mengemukakan beberapa pengertian filsafat yaitu:
1) Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).
2) Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan pengkajian secara rasional).
3) Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah sekelompok masalah).
4) Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir).


Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa ada ahli yang menekankan pada subtansi dari apa yang difikirkan dalam berfilsafat seperti pendapat Plato dan pendapat Al Farabi, Aristoteles lebih menekankan pada cakupan apa yang difikirkan dalam filsafat demikian juga Kant setelah menyebutkan sifat filsafatnya itu sendiri sebagai ilmu pokok, sementara itu Cicero disamping menekankan pada substansi juga pada upaya-upaya pencapaiannya.
14. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

         15. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut plato dan Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri.











D. Penutup 
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo” berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan/kearifan, bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Meskipun demikian, bila diperhatikan secara seksama, nampak pengertian-pengertian tersebut lebih bersifat saling melengkapi, sehingga dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti penyeledikan tentang Apa, Bagaimana, dan untuk apa, dalam konteks ciri-ciri berfikir filsafat, yang bila dikaitkan dengan terminologi filsafat tercakup dalam ontologi (apa), epistemologi (bagaimana), dan axiologi (untuk apa).
 Jadi filsafat dapat di simpulkan bahwa:
a. Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
          b. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis
hakikat sarwa yang ada, yaitu:
hakikat Tuhan,
- hakikat alam semesta, dan
- hakikat manusia,
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya penekanannya saja yang berbeda.





DAFTAR PUSTAKA


Amsal Bakhtiar. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hardono Hadi.  .Epistemologi Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Filsafat.
Jujun S. Surya Sumantri, 2009, Ilmu Dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Mohammad Muslih, 2005, Filsafat Ilmu, Belukar. Yogyakarta.
Noeng muhadjir, 2006, filsafat ilmu kualitatif dan kuantitatif untuk pengembangan dan penelitian edisi III. Rake Sarasin. Yogyakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar